I miss you so much.
Nobody even knows how much I miss you, because I just miss you that much.
I wish you were here.
Next to me.
Dulu kamu tujuan hidupku
Kesalahanku tak pernah menjagamu
Lalu dia datang dan mengambil kamu
Ini yang adil bagimu tapi tak adil bagiku
Asal kau tau dan harus tau
Perhatianku tak ingatkah kamu
Memang dia lebih baik dari aku
Memang dia lebih tepat untuk kamu
Lalu dia datang dan mengambil kamu
Ini yang adil bagimu tapi tak adil bagiku
Asal kau tau dan harus tau perhatianku tak ingatkah kamu
Ini yang adil baginya tapi tak adil bagiku
Asal kau tau dan harus tau kasih sayangku tak ingatkah kamu
Memang kukan pergi jauh dari sini
Terbang tinggi lagi
(Geisha - Adil Bagimu Tak Adil Bagiku)
SELESAI . . .
Satu kata yang kukira akhir dari segala kita.
Satu kata yang nyatanya memberi bukti bahwa masih ada yang mustahil usai..
Ialah kenangan.
Kenangan.. ialah sisa-sisa ingatan yang mengakar dihati, dan masih menganggap kamu disana.
Kenangan.. ialah samar-samar harum tubuhmu diembus udara, masih mengira kamu tak kemana-mana.
Kenangan.. ialah yang menyiksa aku, yang meminta aku terus menengok ke arah yang semula ada kamu.
Kenangan.. ialah yang mematenkan wujudnya untuk berdiam di ingatanku.
Mungkin inilah sebuah hukuman dari kenangan.
Karena dulu, air mata yang terjatuh dari pipimu selalu disebabkan oleh aku.
Karena dulu, tawamu yang menyuarakan nada-nada bahagia sempat tertahan oleh keegoisanku.
Karena dulu, kesalahan terfatalku adalah bermain api dengan yang lain, membandingkan dirimu dengan yang lain, tidak memperdulikan hingga membiarkanmu berlalu.
Hilang dimakan waktu dan membalasku dengan mencintai yang lain.
Itu salahku, dan mungkin karma jadi santapanku.
Sepayah itulah aku tak bisa menjaga kita.
Sekuat itupun juga kamu telah berusaha, sampai pada titiknya kamu lelah dan menyerah.
Suatu hentakan yang menyadarkanku bahwa betapa bodohnya aku yang selama ini menyia-nyiakan kamu.
Tinggi hati, kuhalangi air mata yang ingin mengalir melewati pipi.
Meski secara sembunyi-sembunyi, tersedu mengakui bahwa cinta hanyalah kamu.
Salahku, mengapa dulu tidak piawai dalam menggenggam.
Salahku, mengapa dulu merasakan bosan.
Salahku, mengapa dulu memilih untuk diam.
Salahku, mengapa dulu seakan melepasmu pergi.
Sesal memang sesak.
Yang tersisa hanya letup-letup kecewa, namun tak mungkin membawaku kepelukanmu yang semula.
Kuharap kamu sudah kurelakan sepenuhnya.
Kamu masih tetap tampan.
Kenangan tentangmu-pun akan kujaga di memoriku, tertata rapih.
Melalui kamu, aku tau cara menjaga hati.
Melalui kamu, akupun tau bagaimana rasanya sebuah penyesalan.
Jika telah datang nanti pria istimewaku, takkan kulakukan pengulangan perlakuan ini.
Semoga tidak ada kesalahan kedua.
Semoga tidak akan kuakhiri lagi segala usaha dan
air mata dengan begitu sia-sia.
Sementara kamu, tetaplah indah dalam kenangan.
Sebagai sesuatu yang selama ini sudah banyak memberikan pelajaran.

No comments:
Post a Comment